DARI PERANG UHUD KITA BELAJAR WAJIBNYA TAAT
Date: 7 Syawal
By: Ustadz Abuzaid Rembang | Pendakwah
.
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan bahwa bagi umatnya berlaku hukum sebab akibat alias sababiyah. Beliau Saw mencontohkan bagaimana dalam perjuangan bersama para sahabat radhiyallahu anhum pun berlaku sebab akibat. Disana ada sebab sebab kemenangan sebagaimana ada pula sebab sebab kekalahan.
.
Siapapun yang ingin menang maka harus menempuh sebab sebab kemenangan. Jika tidak demikian maka betapapun kuat ingin menang pastinya tetap akan kalah.
.
Banyak sekali contoh praktis dari dakwah Beliau Saw yang mengajarkan sebab akibat ini. Meskipun kita yakin betul bahwa jika beliau berkenan mengangkat kedua tangan ke langit meminta kemenangan pastilah Allah akan memenangkan beliau Saw dan para sahabat radhiyallahu anhum tanpa menempuh sebab akibat.
.
Beliau Saw bersungguh sungguh dalam menempuh sebab akibat ini. Beliau Saw sangat serius mendatangi tokoh tokoh kafir Quraisy mendakwahi mereka agar masuk Islam. Beliau Saw juga mendatangi 14 qobilah untuk mengajak mereka masuk Islam dan menyerahkan kekuasaan mereka kepada Beliau Saw agar beliau bisa mendirikan negara Islam. Sampai sampai beliau Saw pun mendatangi Thoif dengan berjalan kaki padahal jarak dari Mekah kurang lebih 200 km pulang pergi. Beliau Saw pun diperlakukan sangat buruk hingga beliau Saw terluka akibat lemparan batu mereka. Beliau Saw tak henti hentinya berdakwah memaksimalkan upaya menempuh hukum sebab akibat hingga Allah memberikan nushrohnya dengan kedatangan 6 orang penduduk Yatsrib yang kemudian diikuti dengan baiat aqobah pertama setahun kemudian. Dan baiat aqobah kedua setahun berikutnya hingga Beliau Saw dan para sahabat pun hijrah ke Madinah dan berdirilah negara Islam Madinah.
.
Dalam setiap peperangan pun Nabi Muhammad Saw selalu menempuh hukum sebab akibat. Padahal sekali kali doa Beliau Saw pastilah diijabah oleh Allah. Dan Allah pun sudah menjanjikan kemenangan. Beliau Saw membuat persiapan dengan tentara dan prajurit serta perbekalan semaksimal mungkin yang dimiliki. Kemudian mengatur strategi perang yang canggih agar bisa meraih kemenangan. Tidak hanya berbekal janji Allah kemudian berperang seadanya saja.
.
Apa yang terjadi pada perang Uhud menunjukkan betapa penting kita menempuh sababiyah dan harus taat kepada pemimpin meskipun dalam perkara uslub alias cara melaksanakan perintah Allah.
.
Sabtu pagi, beliau telah siap untuk berperang bersama 700 sahabat. Beliau Saw menugaskan para pemanah yang berjumlah 50 orang di bawah komando ‘Abdullah bin Jubair untuk tetap dalam posisinya, tidak meninggalkan posnya sekalipun ia melihat pasukannya disambar burung. Posisi pemanah ini berada di belakang pasukan utama dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka mengusir kaum musyrikin dengan hujan panah agar tidak menyerang kaum muslimin dari arah belakang.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tampil dengan dua baju perangnya, sementara kaum musyrikin tengah menyiapkan pasukannya. Mereka memiliki pasukan kavaleri (pasukan berkuda) dengan 200 ekor kuda. Sayap kanannya dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kirinya dipimpin oleh ‘Ikrimah bin Abu Jahal. Yang waktu itu keduanya beouam masuk Islam.
.
Perang diawali dengan pertarungan satu lawan satu. Thalhah bin Abi Thalhah salah satu pemegang panji orang kafir menantang untuk bertanding. Ajakan ini pun disambut oleh Zubair dengan langsung menerjangnya saat musuh berada di atas untanya hingga jatuh tersungkur lalu ditebaslah batang lehernya dengan pedangnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkomentar,
إِنَّ لِكُلِّ نَبِىٍّ حَوَارِيًّا ، وَحَوَارِىَّ الزُّبَيْرُ
“Setiap Nabi itu punya seorang Hawariyyun (pengikut setia). Pengikut setiaku adalah Az-Zubair.” (HR. Bukhari, no. 2846, hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu)
.
Awalnya, Kaum Muslimin Meraih Kemenangan.
Malaikat juga ikut dalam perang Uhud ini. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang Uhud dikawal oleh dua orang berpakaian putih berperang dengan gagah berani yang belum pernah aku melihat sebelumnya maupun sesudahnya.” (Fath Al-Baari, 7:358, hadits no. 4054). Ibnu Hajar mengomentari hadits ini dengan menyatakan bahwa kedua orang yang mengawal beliau adalah Jibril dan Mikail (Fath Al-Baari, 7:358)
.
Kemudian Allah pun memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Mereka menghalau kaum musyrikin dengan pedang sehingga mengakibatkan kekalahan fatal bagi kaum musyrikin. Mereka lari tunggang-langgang, sementara kaum perempuannya meneriakkan doa kesialan dan sumpah serapah. Kaum muslimin terus mendesak mereka dan berhasil mengumpulkan ghanimah (rampasan perang) yang sangat banyak.
.
Sementara itu, pasukan pemanah melupakan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tidak meninggalkan posisinya. Mereka berkata, “Ayo kita kumpulkan ghanimah! Teman-teman kita telah menang. Apa yang kalian tunggu lagi?” Abdullah bin Jubair berkata, “Apakah kalian lupa apa yang dipesankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kalian?” Mereka pun berkata, “Demi Allah, orang-orang pada datang untuk mengambil ghanimah.” Khalid bin Walid yang melihat pos pemanah telah ditinggalkan, maka ia pun membawa pasukan berkudanya yang diikuti oleh Ikrimah dan berhasil menempati pos tersebut setelah membunuh ‘Abdullah bin Jubair dan beberapa temannya.
.
(Fiqh As-Sirah. Cetakan kesepuluh, tahun 1437 H. Prof. Dr. Zaid bin ‘Abdul Karim Az-Zaid, juga bisa dibaca pada kitab kitab Sirah yang lain diantaranya Sirah Ibnu Hisyam, dll).
.
Pelajaran Paling Penting: wajib taat meski dalam perkara uslub
Sebab kekalahan kaum muslim dalam perang Uhud ini adalah Meraka tidak taat kepada keputusan Nabi Muhammad Saw khususnya pasukan pemanah yang meninggalkan posisinya sebagaimana perintah Nabi Saw. Yang akhirnya titik kosong ini dimanfaatkan oleh Kholid bin Walid untuk membalikkan keadaan hingga umat Islam bisa dikalahkan. 70 orang sahabat syahid dalam pernah ini termasuk paman Nabi Muhammad Saw yakni Hamzah bin Abdul Muthalib Ra.
.
Padahal jelas bahwa yang dilanggar oleh pasukan panah bukanlah thoriqoh yakni wajibnya berperang melawan musuh. Tapi yang dilanggar "hanyalah"uslub yakni cara berperang terkait strategi menghadapi musuh. Namun gegara membangkang kepada perintah panglima pernah inilah mereka dikalahkan dengan kerugian yang sangat besar.
.
Karenanya, termasuk sababiyah adalah kita wajib mentaati pemimpin kita meskipun dalam perkara uslub jika sudah diputuskan. Memang uslub pada asalnya hukumnya mubah. Boleh cara A atau B. Dan kita pun bisa mengusulkan cara A atau B. Namun jika sudah diputuskan oleh pemimpin kita bahwa uslubnya adalah A maka wajib bagi kita hanya menjalankan uslub A dan ga boleh menjalankan uslub B. Jika tidak demikian maka kita berdosa karena ga taat kepada pemimpin. Sekaligus kita akan jatuh pada kekalahan. Jangan sampai kita merasa sok tahu dan lebih pintar kemudian dengan bangga melanggar keputusan pemimpin dengan berharap kepada pertolongan Allah. Alangkah bodoh dan memalukan jika kita berperilaku demikian ini. Na'udzubillah min dzalik!
.
Jelas bahwa mentaati pemimpin adalah wajib selama tidak diperintahkan untuk maksiat.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَطاَعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.
“Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan”(HR Bukhori dan Muslim)
.
Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ.
“Wajib atas seorang Muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) pada apa-apa yang ia cintai atau ia benci kecuali jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan. Jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.”(HR Bukhori dan Muslim).
.
Maka sangat penting bagi kita agar mentaati keputusan pemimpin kita meskipun dalam masalah uslub. Semoga Allah menjaga kita dalam ketaatan kepada Allah dan RasulNya, termasuk taat kepada pemimpin sebagai konsekuensinya selama tidak diperintahkan maksiat.
.
Selamat berjuang Sobat, semoga kita Istiqomah. Dan khilafah segera hadir membawa kita pada kemenangan dan kejayaan dunia akhirat. Aamiin.[]
.
_______________________________
Kisah inspiratif: Perang Uhud
Date: 7 Syawal
Created By: Literasi Pengemban Dakwah
.
Posting Komentar untuk "DARI PERANG UHUD KITA BELAJAR WAJIBNYA TAAT "
Posting Komentar