HIJRAH-NYA SANG POLITIKUS MUDA

 

Alhamdulillaah... Kesampaian juga. "Ngobrol Bareng Mas Ahmad Hanafi Rais". Ngobrol santai seputar hijrahnya beliau dari panggung politik praktis, selanjutnya terjun ke dunia bisnis.
Banyak hal yang bisa dipetik dari obrolan berdurasi hampir 2 jam bersama putera sulung Bapak "Reformasi" Amin Rais ini. Tentang realitas parlemen, tentang pergolakan batin, tentang keyakinan pertolongan Allah, dsb. Dan, ada beberapa "untold story' yang keluar di obrolan seru kita di Sabtu malam itu.
Dalam karir politik praktisnya, Mas Hanafi terpilih menjadi anggota DPR RI sebanyak dua periode berturut-turut, yaitu pada 2014-2019 dan 2019-2024. Pada periode pertama, beliau menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI, sekaligus Wakil Ketua Pansus Revisi UU Anti-terorisme serta tergabung dalam Tim Pengawas Intelejen DPR RI.
Jangan ditanya berapa penghasilannya. Cari tau sendiri, ya!
Uniknya, pada periode kedua, beliau resmi mengundurkan diri di Bulan Ramadhan tahun 2020. Satu tahun dari lima tahun yang semestinya dijalani. Tak hanya mengundurkan diri dari parlemen, tetapi juga dari partai. Nggak sayang cuan-nya, nih?
Dari banyak pelajaran yang dipetik, salah satu yang saya tangkap dari obrolan ini adalah kenyataan bahwa ketetapan hukum dalam sistem demokrasi ada pada konsensus anggota DPR, sebagai pembuat hukum. Dan, ternyata, sejatinya yang memegang kekuasaan menetapkan hukum bukan ketua dewan, melainkan ketua partai. Dan ternyata pula, di atas ketua partai masih ada yang lebih berkuasa, yaitu 'pemilik partai'. Lantas, bagaimana pemilik partai 'menghidupi' partainya? Nah, itu dia! Jawab sendiri, ya
Dari situ, muncul pelajaran baru, bahwa untuk mengubah suatu sistem dibutuhkan dukungan dan peran semua pihak. Salah satunya adalah pengusaha.
Kemana arah perubahan sistem itu terjadi? Tergantung dari akidah pengusahanya.
Akidah yang benar menuntunnya menjadi pengusaha yang bertakwa, yang sudah pasti menghindari sifat tamak, yang mendorongnya berselingkuh dengan kekuasaan (Oligarki) melakukan kezaliman pada orang lain demi memperkaya diri sendiri dan para pendukungnya. Pengurukan sungai, penggusuran tanah secara paksa adalah beberapa contoh kezaliman itu.
Sebaliknya, pengusaha yang bertakwa akan mendorong berlakunya sistem hukum yang adil, yaitu dengan menerapkan syariah atau aturan dari Sang Maha Adil, yaitu syariah Allah secara kaaffah. Contohnya bisa dilihat dari peran perjuangan Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf dan sahabat pengusaha lainnya dalam mendukung dakwah Rasulullah. Kesetiaan membersamai Rasulullah sejak hijrahnya mereka dari kekufuran kepada Islam di masa sulit, sampai hijrahnya mereka dari Mekah menuju Yatsrib, untuk merealisasikan berdirinya negara Madinah.
Bukan tanpa ujian. Hijrah membutuhkan ketapan hati. Kesulitan hidup harus dilewati. Penderitaan hidup pun dijalani hingga 'kemenangan' datang dengan terus menjaga keyakinan bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Menurut Mas Hanafi, akidah yang benar inilah yang akan menjadi sumber kekuatan.
Memang, hijrah kepada Allah tidak selalu sulit, juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang pasti, Allah telah menjanjikan pertolongan-Nya kepada mereka yang memilih untuk mendekat kepada-Nya.
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung (Arab Badui) yang berkata,
أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ: إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu (sebagai pengganti, pen.) yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad no. 20739)
Dan, benarlah firman Allah dalam Al Qur'an,
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nur: 55]
Panjang umur perjuangan.

Posting Komentar untuk "HIJRAH-NYA SANG POLITIKUS MUDA"